Minggu, 22 Mei 2011

Keberadaan suatu universitas

Keberadaan suatu universitas tidak terlepas dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Badan ini berfungsi sebagai sarana insan universitas untuk mengamalkan ilmu, memberdayakan dan mengabdi kepada masyarakat.

LPM Unsri yang resmi berdiri berdasarkan SK Rektor tahun 1980, terus berupaya menjalankan fungsi-fungsi LPM,seperti mengamalkan ilmu teknologi dan seni, meningkatkan relevansi program pendidikan, serta membantu pemerintah dan masyarakat. Salah satu dari program kegiatan pengabdian masyarakat yang difasilitasi LPM,yakni kuliah kerja nyata (KKN).

Namun,sejak dua tahun lalu,selain melaksanakan KKN reguler,Unsri juga telah merintis pelaksanaan KKN Tematik. KKN Tematik ini menggabungkan kegiatan peng-abdian oleh dosen bersama praktik KKN mahasiswa.Untuk mengetahui pemikiran LPM ini,berikut petikan wawancara wartawan SINDO Muhlis dengan Ketua LPM Unsri Entis Sutisna Halimi.

Selamat,Anda kembali terpilih menjadi Ketua LPM Unsri periode 2011-2015?

Terima kasih sebelumnya. Semua ini karena rektor masih memberikan kepercayaan kepada saya untuk memimpin lembaga ini.

Program yang dibawahi LPM salah satunya kuliah kerja nyata (KKN).Tampaknya perkembangan program KKN di Unsri semakin hari makin diminati mahasiswa,seiring diberlakukannya KKN tematik.Bisa diceritakan awal berlakunya KKN tematik?

Sebelum berbicara jauh tentang KKN,perlu diingat lagi,visi LPM Unsri yakni ingin menjadi lembaga profesional yang mampu berkompetisi dalam aplikasi iptek, pemberdayaan masyarakat, peningkatan pengetahuan masyarakat,peningkatan kesadaran dan keterampilan masyarakat yang diarahkan atas kepercayaan penugasan ataupun dalam bentuk kerjasama.

Nah,bicara aplikasi iptek, tentunya perlu peraga dalam penerapannya,termasuk pemberitaan kepada khalayak, akan memakan biaya yang besar kalau semua oleh Unsri.Sementara, kita melihat KKN yang dilakukan mahasiswa selama ini temanya masih umum.

Padahal,ada relevansi yakni mahasiswa juga perlu mengaplikasikan ilmunya selama kuliah di masyarakat. Melihat kondisi ini,akhirnya kita berpikir,bagaimana kalau kegiatan pengabdian dosen membantu masyarakat juga melibatkan mahasiswa, sehingga lebih efektif dan efesien.

Sehingga tahun 2009,sebanyak 35 mahasiswa bersama dosen mulai turun melakukan KKN Tematik dalam tujuh kegiatan di Kabupaten Ogan Ilir, seperti pembinaan masyarakat dan percontohan pengolahan kunyit di daerah Kandis,sosialisasi manfaat dan percontohan industri pengolahan susu kedelai kepada masyarakat di Inderalaya, serta an program pembinaan dan pendampingan pembuatan kemplang panggang di Tanjung Raja.

Setelah program ini diluncurkan tahun 2009,bagaimana reaksi mahasiswa?

Sangat positif.Mahasiwa merasa dapat mengaplikasi ilmunya untuk membantu masyarakat bersama dosennya, di samping kegiatan umum KKN.Bahkan,pada tahun ketiga ini,tidak kurang sekitar 75 mahasiswa yang terbagi dalam 15 kegiatan siap terjun ke berbagai daerah di Sumsel,meningkat dari tahun 2010 yang hanya 50 mahasiswa dalam 10 kegiatan.

Sebenarnya,apa perbedaan mendasar KKN Reguler dan KKN Tematik?

Jelas berbeda.KKN reguler temanya bersifat umum dan biasanya,sasarannya terbatas untuk memberikan pelayanan, seperti penyuluhan kepada masyarakat.Namun, kalau KKN Tematik bersifat khusus.

Artinya,temanya sudah ditentukan dengan tema khusus pada daerah tertentu, baik itu aplikasi teknologi ataupun program pemberdayaan masyarakat yang dievaluasi setiap tahun. Khusus tahun 2011,kegiatan KKN Tematik akan lebih dimantapkan,mulai dari kesiapan dosen dan mahasiswa serta desa penerima.

Pertanggungjawaban hasil KKN juga nanti tidak sebatas laporan. Namun,harus diikutkan dalam pameran dan output di lapangan juga lebih ditingkatkan, seperti kalau di lapangan, untuk aplikasi teknologi pembuatan produk pemberdayaan masyarakat,harus diantarkan sampai pemasaran.

Contohnya,pengolahan sirup dari timun suri.Bukan saja bantuan sebatas cara membuatnya, namun harus sampai kepada pengemasan dan pemasarannya, seperti proses penitipan di tukang es atau warung.Sehingga kalau produk diterima pasar,tahun depan tinggal dipikirkan bagaimana kelanjutan kegiatan tersebut.

Bagaimana penentuan lokasi KKN dan tema?

Untuk pilihan tempat KKN, sebenarnya ditentukan berdasarkan potensi wilayah, bukan berdasarkan pemikiran sang dosen.Bahkan,keinginan kita proposal datang dari permintaan masyarakat, seperti pernyataan kades yang memerlukan sesuatu untuk memajukan masyarakatnya. Jadi,proposal kegiatan temanya memang diminta, baru kita tawarkan dengan dosen untuk mencari siapa yang siap membantu.

Sejauh ini,bagaimana sambutan masyarakat terhadap program KKN Tematik yang digagas LPM Unsri?

Alhamdulilah,secara informal, camat sudah mulai memanfaatkannya,seperti dari daerah Ogan Ilir,OKI, Prabumulih,Palembang dan Muaraenim.Selain itu,kita juga punya proyek kerja sama dengan Pemkab Musi Rawas untuk pengembangan agropolitan selama tiga tahun berturut-turut.

Bahkan,sekarang di Banyuasin bersama Jaica dari Jepang,sedang melakukan kegiatan rehabilitasi mangrove di Taman Nasional Sembilang.Tahun pertama dengan tahapan capacity building yang selanjutnya memulai langkah rehabilitasi.

Contoh lain,kita juga telah memperoleh kepercayaan pemanfaatan sentra biogas dengan kotoran sapi di Sumsel,seperti daerah Gresik Kabupatan Muba Kecamatan Tungkal Jaya dan Mariana Kabupaten Banyuasin.

Apa pendapat Anda mengenai diperbolehkannya KKN diganti mata kuliah kewirausahaan?

KKN memang sampai sekarang masih ada yang pro dan kontra.Namun,dengan KKN Tematik,terbukti telah memancing beberapa jurusan mengharuskan mahasiswanya ikut KKN.Pendapat saya sendiri,KKN tidak bisa digantikan dengan mata kuliah lain.
Alasannya,karena KKN muatannya lebih kepada nilai pengabdian yang arahnya ke penguasaan soft skill.

Hal ini tidak diperoleh melalui perkuliahan, karena harus berinteraksi langsung dengan masyarakat. Hal ini pernah saya sampaikan kepada teman-teman di fakultas,seperti kenapa saat ini masyarakat sering terprovokasi dan main hakim sendiri.Mungkin ini karena teman dari Fakultas Hukum tidak mau turun lagi ke desa memberikan penyuluhan sadar hukum.

Fenomena ini juga terjadi pada dukun cilik Ponari.Warga lebih percaya dengan dukun daripada berobat ke dokter. Jangan-jangan,teman di kedokteran tidak lagi KKN. Sehingga,tampaknya ma-hasiswa selama ini lebih terkonsentrasi untuk merobohkan rezim daripada memberdayakan masyarakat.

Namun,alhamdulliah,kesadaran PTN di Indonesia sudah kembali tumbuh,dan beberapa PTN sudah mewajibkan KKN,seperti Universitas Lampung.Lalu,Universitas Andalas sejak dua tahun lalu,termasuk UGM.Sedangkan Unsri sendiri masih menyerahkan putusan ke fakultas dan jurusan masingmasing.

Ke depan,rektor berkeinginan bagaimana KKN akan menjadi kegiatan kebanggaan mahasiswa bila telah lulus sarjana.Beberapa hasil karya tersebut telah mendapat apresiasi positif dari masyarakat melalui camatnya yang akan pindah tugas ke lokasi baru selalu meminta agar mahasiswa KKN Unsri bisa dikirim kembali KKN didaerah tugasnya yang baru.

Selain kegiatan KKN Tematik, apa terobosan lain yang dibuat LPM Unsri?

Sejak tahun lalu,kita mulai merintis kerja sama dengan berbagai PTN wilayah barat yang total berjumlah 19 PTN.Kerja sama mulai dilakukan tahun lalu dengan Jambi,yakni KKN bersama di daerah perbatasan. Hal ini dilakukan juga di Padang dengan lokasi KKN pada tempat gempa Andalas.

Rencananya,tahun ini,kerja sama KKN akan dilakukan dengan Universitas Bengkulu dan Padang.Sementara,penjajakan juga dilakukan dengan Universitas Lampung. Adapun yang mendasari, agar manfaat KKN makin bertambah.

Kalau dulu hanya menanamkan jiwa pengabdian, kini ditambah satu lagi,untuk meningkatkan mempererat persatuan nasional. Bayangkan saja,satu desa terkumpul mahasiswa dari berbagai PTN untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Sejauh ini gagasan dan pelaksanaan program pengabdian masyarakat LPM tentunya membutuhkan biaya tak sedikit.Bagaimana LPM Unsri memperoleh dana tersebut?

Pelaksanaan program LPM didukung penuh oleh Unsri,baik itu kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen ataupun mahasiswa.Sumber pendanaannya,ya,oleh Unsri, Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional di Jakarta,termasuk kerja sama dengan beberapa instansi pemerintah dan perusahaan yang konsen dengan pemberdayaan masyarakat. Demikian catatan online Kalibening-x yang berjudul Keberadaan suatu universitas.