Senin, 03 Januari 2011

Gunung Merapi

IDwebhost.com Trend Hosting Indonesia -> Warga yang berkunjung ke lereng Gunung Merapi yang tersapu awan panas (wedhus gembel) terus membeludak.

Mereka datang mengisi liburan Natal dan Tahun Baru 2011 ke Dusun Kinahrejo, Ngrangkah dan Pangukrejo di Desa Umbulharjo; kawasan Kepuh, Kopeng, Jambu, Petung dan Kaliadem di Desa Kepuharjo serta makam Mbah Maridjan di Dusun Srunen,Desa Glagaharjo. Selain itu,dusun di pinggir Kali Gendol,Kali Kuning dan Kali Opak juga ramai didatangi warga dari luar daerahyangpenasaraninginmelihat lereng Merapi pascaerupsi 26 Oktober dan 5 November 2010 lalu. Ramainya pengunjung lava tour Merapi ini membawa berkah bagi pemerintah desa setempat.

Retribusi yang ditarik untuk memasuki beberapa daerah yang terkena awan panas dan lahar dingin mencapai puluhan juta per hari. ”Waktu libur tahun baru kemarin dapat Rp40 juta,karena pengunjungnya juga sangat banyak. Jumlah pengunjungnya lebih dari sembilan ribu orang. Kalau hari biasa rata-rata retribusi yang masuk hanya Rp 7 juta,” papar Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto,kemarin. Pemasukan tersebut didapat dari retribusi masuk dan jasa parkir. Setiap pengunjung retribusi dipungut Rp5.000 dan ongkos parkir Rp2.000 per kendaraan. Selain itu, pemasukan juga berasal dari kotak sumbangan sukarela yang diletakkan warga di beberapa lokasi.

”Seluruh pendapatan ini bisa dipertanggungjawabkan dan akan digunakan sesuai dengan kesepakatan warga.Untuk pembagian hasil retribusi,20% dibagi rata untuk setiap kepala keluarga,20% untuk dana sosial masyarakat.Sisanya untuk karang taruna,komunitas serta dana pembangunan desa,” tambahnya. Dari pantauan SINDO, kendaraan roda dua maupun roda empat yang memasuki tempat tersebut rata-rata berasal dari luar daerah. Hal ini bisa dilihat dari nomor polisi yang kebanyakan dari luar Yogyakarta, seperti H, B,AA,AD dan R. Selain dengan menggunakan kendaraan motor dan mobil, ada juga rombongan yang memakai kendaraan bak terbuka. Tidak sedikit pengunjung yang salah jalan saat hendak menuju Dusun Kinahrejo.

”Mau ke kampungnya Mbah Maridjan tapi kokmalah nyasar ke Kopeng. Bingung saya, masuknya lewat jalan mana.Belum ada penunjuk arah saat tiba di Merapi,” aku salah seorang pengunjung asal Semarang, Samsul Hastari, 40 yang datang bersama rombongan di Kopeng, Kepuharjo, Cangkringan,kemarin. Samsul mengatakan baru pertama kali berkunjung ke lereng Merapi.Tujuannya terutama untuk mengetahui secara langsung bagaimana kondisi lereng Merapi setelah diterjang awan panas dan lahar. ”Saya penasaran, jadi ingin melihat dengan mata sendiri, kok sampai Mbah Maridjan meninggal disana,”katanya. Selain itu, kawasan Kaliurang juga banyak dikunjungi wisatawan. Selain Tlogo Putri,wahana wisata yang digemari wisatawan di kawasan ini adalah gardu pandang. Dari sini, puncak Bukit Turgo dan Plawangan dan Gunung Merapi dapat dilihat dengan sangat jelas.

”Tiket untuk bisa menikmati pemandangan ini pun juga sangat terjangkau.Yakni Rp1.000 untuk dewasa, dan Rp500 untuk anakanak,” ungkap petugas jaga gardu pandang Pawardi kemarin. Dia mengatakan agar pengunjung lebih puas dalam menikmati keindahan puncak Merapi, petugas juga menyewakan kamera dengan harga sewa hanya Rp3.000 per unitnya. Namun, pengunjung juga diperbolehkan membawa kamera sendiri.

Selain menawarkan eksotisme panorama puncak Gunung Merapi serta Bukit Turgo dan Plawangan, di area gardu pandang ini juga tersedia taman kecil untuk bersantai. Bahkan, jika masih belum puas menikmati pemandangan, wisatawan bisa beralih ke Gua Jepang yang terletak tak jauh dari gardu pandang.

0 komentar: